“Cowok kok cengeng?” “Anak cowok itu harus kuat, gak boleh nangis!” Hai sivitas! Siapa yang sering mendengar kata-kata tersebut? Wah, kata-kata tersebut sudah masuk ke dalam sikap toxic masculinity, loh! Yuk, kita simak apa sih toxic masculinity itu?
Toxic masculinity itu apa sih?
Toxic masculinity adalah suatu tekanan budaya bagi kaum pria untuk berperilaku dan bersikap dengan cara tertentu. Istilah ini umumnya dikaitkan dengan nilai-nilai yang dianggap harus ada di dalam diri seorang pria, misalnya pria harus menunjukkan kekuatan, kekuasaan, dan pantang mengekspresikan emosi.
Yuk, mulai kenali ciri toxic masculinity!
- Tidak menunjukkan emosi sedih dan mengeluh, serta menganggap bahwa pria hanya boleh mengekspresikan keberanian dan amarah
- Tidak membutuhkan kehangatan atau kenyamanan
- Tidak perlu menerima bantuan dan tidak boleh bergantung pada siapa pun
- Harus memiliki kekuasaan dan status sosial yang tinggi agar bisa dihormati oleh orang lain
- Berperilaku kasar dan agresif, serta mendominasi orang lain, khususnya wanita
Lalu, bagaimana sih cara mencegah terjadinya toxic masculinity?
- Belajar untuk mengekspresikan diri
- Tumbuhkan rasa empati
Mulai sekarang ayo kita lebih waspada lagi terhadap toxic masculinity. Baik perempuan maupun laki-laki, berhak untuk merasakan apapun dan memiliki kebebasan berekspresi, loh!
Penulis: Aykaputri Amalia Rahmani
Editor: Izzuddin Hamid